Rabu, 26 Desember 2012

Jumat, 21 Desember 2012

My Rainy Days

My Rainy Days

Title: My Rainy Days aka Tenshi no Koi
Genre: Drama
Director: Kantake Yuri
Format: Movie; 119 minutes.
Date: 7 Nov 2009
Synopsis: 32-year old history professor Ozawa Kouki learns that he is diagnosed with malignant brain tumor, and it leaves him with only a few years to live. Worse, he is told that a second operation can result in complications such as paraplegia and memory loss. As he steps out of the doctor’s room, he meets 14-year old Rio who bears the same surname, reluctant to go with an unexplained medical procedure that’s strongly urged by her mother. Three years after that fateful meeting, the two meet again when a set of photos were mixed up. Intrigued by his personality and demeanor, Rio becomes attracted to Kouki and learns what it means to cherish a fragile life and how important it is to treat others the way one wants to be treated.
The Highlights
Story: Familiar premises, different approach; stands above other movies of similar genre.
Relationship: Seeing Rio and Kouki together just warms my heart.
Plot: Purpose of Rio subplots is a little questionable.
Characters: Surprisingly noteworthy depth for some characters.
Sasaki Nozomi: Good performance as the bubbly Rio… and goddamn, she’s hawt!
Yuri undertones: Uh huh, oh yeah.

I see an apparent trend in the Japanese movie industry lately. There has been an influx of movies adapted from mobile phone novels, and these movies possess common undesirable traits. They often employ a formulaic storytelling style of utilizing suspensions of disbelief to add a tinge of surrealism to otherwise ordinary life accounts, but very often the movies end up logically hard to swallow or too superficial to enjoy. Some say they are also originally penned by unestablished anonymous writers, giving an impression to readers and viewers that these love stories are actual accounts of their lives. As a skeptic of this notion, I simply judge how well-written these stories are, not caring about the credibility of these supposedly true events (there isn’t a way to prove that they indeed took place, anyway). After watching supposed tearjerkers Koizora and Threads of Destiny, I almost felt like giving up on the genre. That’s when My Rainy Days came, a movie that breathing some fresh air and shining a ray of light into the dull, stale genre.
The premises My Rainy Days dwell on is nothing amazing; girl meets guy, they run into dire complications, they struggle, one of them dies, but nevertheless reaches a happy ending. The common pitfall that these type of movies stumble into is that they become cynical, sappy and melodramatic, often to ridiculous extent. My Rainy Days doesn’t fall into that trap; there are a number of scenes in the movie that can brighten up any person’s day and illustrate that young love isn’t all about crying and dying. Many of these scenes are exemplified in the relationship between the two lead characters Rio and Kouki, which I’d say contain some of the funniest and cutest bits I’ve seen in a long time. Whatever Rio’s childish antics are, be it Rio opening an umbrella in a cinema or yelling in a library for Kouki’s attention, the bits are not just amusing, but more importantly, they highlight the great character dynamics between the two protagonists.
Kouki and Rio are an example of how polar opposites attract: The former is a socially inept middle-aged man who is on his way to death, whereas the latter is a sociable lass who is only starting to enjoy her young life. Character dynamics is exemplified when Rio can appear mature and sophisticated when she’s with her friends, yet becomes childish and frivolous when with Kouki (who by the way, has a striking resemblance to aunt-killer Bae Yong Joon at some angles). It’s amazing to see how Kouki’s impassiveness, genuinity and melancholy sheds Rio’s false maturity and taps on her inner brattish child, and at the same time, Rio’s enthusiasm and childlike persistence invokes Kouki’s inner eccentric history nut. Furthermore, the contrasting idiosyncrasies put their love between them under various light; it’s not always a couple’s love between them because they even look like a brother and sister in some moments. Kouki is also the epitome of the anti-angst male lead that is prevalent in teenage-oriented movies, which is perhaps why his relationship with Rio seems bona fide and charming.
It’s sad to see that although My Rainy Days does well in avoiding the melodrama pitfall, it couldn’t avoid other traps. Rape and suicide are trite plot devices that have actually spoil more movies than they help, since they are often used as a cheap way to get shock value. Seeing the two devices in My Rainy Days is disheartening, especially when they don’t even seem necessary to be included in the story for any reason. In addition, the devices are centerpieces of two subplots that feature Rio as the central figure, and I question the overall purpose of the subplots. If they serve simply to portray Rio’s debased motives, then not only are they disjointed from the main storyline, they are even trivial in light of the true focus of the story.
Although it develops on hackneyed foundations and possesses very familiar story quirks – there are noticeable traces of elements borrowed from Nana, Be With You and Winter SonataMy Rainy Days is able to stand out from other sappy Japanese drama movies for its multiple character dimensions and good chemistry. I was even surprised to see subtle irony; death parts all couples, and yet the photo of a dying man is the one brought the two together. I admit that the movie poster featuring the barebacked Sasaki baited me to watch My Rainy Days, but I left with a new upbeat impression on mobile phone novel-based movies.
Trailer
 



Indowebster-DVDRip :
CD2 :
http://www.indowebster.com/my_rainy_days_002_part01.html
http://www.indowebster.com/my_rainy_days_002_part02.html
http://www.indowebster.com/my_rainy_days_002_part03.html
http://www.indowebster.com/my_rainy_days_002_part04.html
http://www.indowebster.com/my_rainy_days_002_part05.html
Password :717680

Rabu, 19 Desember 2012

Architecture 101 (2012)



118 min  -  Romance  -   22 March 2012 (South Korea)




Director: 

 Yong-Joo Lee

Writer: 

 Yong-Joo Lee

Stars:

  Tae-woong EomGa-in Han and Je-hoon Lee |

Quality: DvDrip

Review:

Kalau saja ia tidak meledak di Korea sana, menghasilkan angka-angka fantastis dengan berhasil menduduki puncak box-office selama 3 minggu berturut-turut,  menyeret satu juta penonton dalam 8 hari, 2 juta dalam dua minggu dan 3 juta kurang dalam satu bulan, menjadikannya salah satu film yang paling sering ditonton di kuartal pertama tahun ini di Korea mungkin saya tidak terlalu peduli dengan melodrama romantis milik Lee Yong-ju. Menariknya, hampir sebagian besar penonton Architecture 101 didominasi oleh audiens laki-laki, kasus yang biasanya jarang terjadi untuk genre seperti ini. Jadi pastinya ada sesuatu yang spesial di sini sampai-sampai membuat Architecture 101 begitu disukai di sana.

Architecture 101 sendiri sesungguhnya tidak menawarkan kisah baru, klise malah, tetapi siapa sih yang tidak suka melodrama klise selama digarap dengan bagus? Ya, ini adalah kisah tentang boy met girls dan 17 tahun kemudian man meets woman, jadi ada dua kisah cinta dengan setting waktu berbeda, pelaku yang sama. Semua bermula ketika seorang arsitek, Lee Seung-min (Uhm Tae-woong) dikejutkan dengan kedatangan Yang
Seo-yeon (Han Ga-in), temannya di bangku kuliah dulu. Soe-yeon meminta jasa Seung-min untuk membuatkannya rumah baru dari bekas rumah keluarganya yang terletak di pulau Jeju. Lalu untuk dapat memahami desain rumah idaman yang diinginkan Soe-yeon, Seung-min menghabiskan banyak waktu bersama gadis pujaan dan juga cinta pertamanya itu, bisa ditebak, cinta lama bersemi kembali pun menghiasi pertemuan mereka.
Semuanya yang dibutuhkan untuk sebuah romansa modern ada di sini, cinta pertama, CLBK, teman tapi mesra, putus cinta, ciuman pertama dan segala kegalauan atas nama cinta plus sebuah desain rumah yang apik untuk menguatkan judulnya. Jelas tidak menawarkan hal-hal baru tetapi bagaimana Lee Yong-ju, sutradara yang juga lulusan arsitek yang juga ikut mendesain rumah pinggir laut milik karakter Soe-Yoen mempresentasikan segala setiap elemen romansa di atas dengan sentuhan lembut, manis dan membumi tanpa menjadi terlalu terburu-burur dan kebablasan memainkan emosi penontonnya.

Yong-ju membagi plotnya menjadi dua bagian besar dalam dua atmosfer cinta berbeda yang sama manis dan pahitnya. Kedua plot itu kemudian berjalan bergantian bersama alur maju-mundurnya dengan dukungan cast-nya yang bermain apik. Jika pada masa lalu karakter Seung-Min lugu yang dimainkan Lee Je-hoon lebih mendominasi dalam usahanya merebut hati Soe-yeon  dengan segala cara termasuk membuatkannya model rumah idaman Soe-yoen, sebaliknya di masa sekarang ada bintang serial televisi Han Ga-in sebagai Soe-yeon dewasa yang berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan Seung-min dewasa (Uhm Tae-woong). Baik di masa lalu maupun sekarang setiap karakternya sukses menghadirkan chemistry kuat.
Dan mungkin adalah setting Seoul era 90′an dengan segala cd portable, pager, pentium pertama, rambut bergaya moouse termasuk t-shirt GEUSS (plesetan dari GUESS) yang sempat populer serta tembang-tembang lawas dari duo Exhibition termasuk yang menjadi soundtrack-nya, “Etude of Memory” tampaknya menjadi bagian penting yang sukses mempesona penontonnya, membawa mereka mengingat kembali kenangan masa lalu, menyentuh sisi-sisi personal mereka, kamu bisa menyebut sisi nostalgia Architecure 101 ini sedikit mirip dengan apa yang pernah di buat Sunny tahun lalu, hanya saja ini seperti versi laki-lakinya dengan lebih banyak romansa dan sedikit persahabatan dan karakter.
Kombinasi sebuah kisah pahit-manis tentang cinta pertama yang canggung berpadu sempurna dengan cerita pertemuan kembali cinta lama yang dewasa tanpa menjadi terlalu sentimentil hingga kemudian diakhiri oleh sebuah ending bagus dan menyentuh plus dukungan aroma nostalgia kental itulah yang sepertinya membuat Architecture 101 menjadi spesial. Mungkin efeknya akan lebih besar dan personal buat para  penonton Korea sana, tetapi bukan berarti kita tidak dapat menikmatinya, karena tema cinta, apapun era-nya, apapun negaranya selama digarap dengan baik ia akan selalu menjadi sebuah tontonan  yang berkesan.



Download:
Architecture 101 2012 DVDRip dvix | Direct | Subtitle Indonesia |

Selasa, 18 Desember 2012

Kimi Ni Todoke Live Action [ Subtitle Indonesia ]


Read more: http://www.90animax.com/2012/06/kimi-ni-todoke-live-action-subtitle.html#ixzz2FPPK1sTs



Judul: Kimi ni Todoke - Live Action
Genre: School, Romance, Comedy, Drama
Tipe: Movie
Produksi: NTV, Toho
Release: 25 September 2010
Durasi: 2 jam 9 menit 
Subtitle : Indonesia







Kimi ni Todoke adalah sebuah film yang diadaptasi dari sebuah manga dengan judul yang sama. Menceritakan tentang seorang cewek SMA yang introvert. Sifatnya yang pendiam dan cenderung tidak berani mengungkapkan isi hatinya menjadikan dia dinilai aneh dan perbuatannya sering disalah artikan oleh teman-temannya.

Bahkan karena memiliki nama Sawako (Tabe Mikako) serta didukung dengan penampilannya yang misterius, teman-temannya memberikan julukan Sadako (hantu dalam film Ring) kepadanya, karena ada isu yang mengatakan bahwa Sawako memiliki kekuatan supranatural dan bisa melihat hantu.
Namun suatu saat, untuk pertama kalinya dia dipanggil dengan nama aslinya sendiri oleh seorang teman cowok paling populer di sekolahnya, Kazehaya (Miura Haruma). Dan sejak saat itulah Sawako seolah-olah menemukan dunia barunya.

Kimi ni Todoke Live-Action Trailer :

Link Download Kimi Ni Todoke Live Action [ Subtitle Indonesia ]


Mediafire Part01 Part02 Part03


Read more: http://www.90animax.com/2012/06/kimi-ni-todoke-live-action-subtitle.html#ixzz2FPPZgks0

DNS Jumper

dengan aplikasi ini kalian dapat menjelajah situs dalam google tanpa ada halangan

perhatian lewat MF tolong hapus tanda %

http://www.media%fire.com/?e87tzmwagcxc96n

Senin, 17 Desember 2012

RICH MAN AND POOR WOMEN 2012 [Subtitle Indonesia]




Sinopsis:

Hyuga Toru (Oguri Shun) seorang Direktur perusahaan IT berumur 29 tahun bernama NEXT INOVATION dgn keuntungan ratusan juta yen, sukses diusia muda berkat kejeniusan dan kepintarannya didunia IT. Tapi terlepas dari gelar sebagai seorang milyuner muda yang kratif, Hyuga sendiri bersifat anti sosial, gila kerja dan agak nyentrik. Terlebih dia mempunyai sebuah penyakit medis dimana dia tidak bisa mengingat nama dan wajah seseorang (tetapi tidak untuk beberapa orang tertentu). Asahina Kosuke (Iura Arata) Wakil dan teman satu-satunya dari Hyuga, bersama merintis Next Inovation bersama Hyuga membawanya menjadi orang no. 2 di perusahaan tersebut. Asahina yg bersifat lebih terbuka dan seorang bisnisman sejati menjadi orang kepercayaan serta yang paling mengerti Hyuga. Asahina Yoko (Aibu saki) adik dari Asahina Kosuke datang dari luar negeri dan mengaku kenal dan pernah punya kenangan dengan Hyuga.

Dilain pihak Sawaki Chihiro (Ishihara Satomi), seorang mahasiswi tingkat akhir yang selalu saja sial dalam melamar pekerjaan, suatu hari membawanya kepada Tes Karyawan di Next Inovation. Hyuga yang selama ini dikenal tidak bisa mengingat nama dan wajah seseorang begitu terkejut dengan perkenalan diri Sawaki.

Siapa Sawaki Chihiro sebenarnya? Kenapa Nama itu bisa diingat oleh Hyuga? Apa kenangan Yoko bersama Hyuga? Bagaimana Hubungan antara Hyuga, Sawaki dan Yoko? Apakah akan ada persaingan Cinta? Dan bagaimana Lika-liku Hyuga dan Asahina dalam menjalankan Next Inovation yang penuh tantangan!. Saksikan cerita mereka ber-empat dalam sebuah Drama Jepang yang diramu sangat menarik ini! Drama tentang kehidupan, cinta dan persahabatan!...Segera saksikan Salah Satu Drama Terbaik Musim ini!

Minggu, 16 Desember 2012

Sword Art Online Episode 24 [ Subtitle Indonesia ]

1 Sword Art Online Episode 24 [ Subtitle Indonesia ]

Type: TV Series
Episodes: 24
Status : Ongoing
Genres: Action, Adventure, Fantasy,Game, Romance
Rating : 8.71 ( http://myanimelist.net/anime/11757/Sword_Art_Online )
Subtitle : Indonesia
Credit : OPLoverz
Link Download Sword Art Online Episode 24 [ Subtitle Indonesia ]
password : oploverz
Episode 24  480p | 720p

You Are the Apple of My Eye (2011)

Na xie nian, wo men yi qi zhui de nu hai(2011)


105 min  -  Comedy | Drama | Romance  -   19 August 2011 (Taiwan)
7.5
Your rating:
 8/10 
Ratings: 7.5/10 from 2,654 users
Reviews: 10 user | 15 critic

Director: 

Writer: 

Giddens Ko (novel)

Stars:

 Zhendong KeMichelle Chen and Owodog

Quality: BRRip
Rewards:
2 wins & 4 nominations


Kisahnya sudah pernah ada. Ini adalah cerita tentang masa-masa SMU yang konon dianggap menjadi salah satu fragmen kehidupan paling menyenangkan buat kebanyakan orang yang pernah merasakannya, termasuk cerita lain dibalik  setiap buku-buku pelajaran, guru-guru galak dan ujian yang menyebalkan seperti cerita tentang persahabatan dan cinta, misalnya sekedar naksir kepada murid tercantik di kelasmu, seperti yang dilakukan 5 sahabat ini. Tapi diantara kelima remaja tanggung itu hanya Ko Ching-teng (Ko Chen-tung) yang beruntung berhasil mengambil hati Shen Chia-yi (Michelle Chen) yang pintar dan cantik itu, padahal Ching-teng sendiri adalah siswa bandel nan malas.
Pertanyaanya adalah apa yang membuat You Are The Apple of My Eye sampai menjadi film berbahasa mandarin terlaris di Hong-Kong, bahkan mampu mengalahkan keperkasaan Kung-Fu Hustle? Entahlah, mungkin saja karena ia sangat beruntung atau sederhana saja, karena film Giddens Ko ini memang bagus. Tapi bagus atau tidaknya itu memang relatif, buat saya, secara cerita tentang anak laki-laki bertemu dengan anak perempuan dengan setting SMU memang terlalu familiar, tapi mengingat ini bersetting di Taiwan yang notabene budaya dan pergaulan remajanya tidak berbeda terlalu jauh dengan kita You Are The Apple of My Eye menjadi terasa akrab buat saya atau siapa saja yang pernah merasakan manisnya masa-masa SMU itu, sama seperti yang sudah pernah dilakukan Thailand dengan A Crazy Little Thing Called Love-nya atau Indonesia dengan Ada Apa dengan Cinta?-nya, jujur saya menyukainya, apalagi  ini adalah sebuah semi-autobiografi yang diangkat dari cerita masa remaja Giddens Ko yang lalu dijadikannya novel berjudul  The Girl We Chased Together in Those Years  hingga kemudian ia nekad menjadikannya sebuah film layar lebar pertamanya.
Sahabat merupakan tempat semua cerita duka dan suka terjadi. Semua itu menjadi kenangan yang tidak akan pernah bisa terlupakan sampai kapanpun. Termasuk zaman SMA. Banyak yang bilang bahwa masa SMA merupakan masa yang paling indah dalam sepanjang umur hidup manusia. Klise memang, tapi paling tidak, ungkapan itu bukan omong kosong belaka karena cukup terbukti. Terutama bagi 5 sahabat yang sedang mengalami masa-masa SMA ini, kadang penuh kenakalan, penuh gejolak, penuh kemalasan, dan tentu saja penuh cinta. Kelima sahabat itu sama-sama menaksir siswi teman sekelas mereka yang cantik dan pintar. 
Ko Ching-teng adalah remaja Taiwan yang normal. Dia sedikit badung, gemarnya membaca komik di kelas (bahkan gosip tentang mangaka Inoue Takehiko), sampai ngefans berat dengan Bruce Lee. Di antara gengnya Ko Ching-teng, cuma dia seorang yang tidak naksir dengan si bunga kelas Shen Jia-yi. Kebadungan Ching-teng ini entah bagaimana justru berhasil memikat perhatian dari Jia-yi karena kebetulan. Perlahan tapi pasti keduanya pun saling suka, berawal dari persahabatan dan berujung pada cinta. Akan tetapi Ching-teng tidak pernah berani menyatakan perasaannya kepada Jia-yi. Lantas bagaimana akhir dari hubungan keduanya?
Karakter Ko Ching-teng dalam film ini di kehidupan nyata adalah Giddens Ko, sutradara sekaligus penulis naskah film ini. Film ini bersifat semi-biografi dan dilakukan dengan pengubahan-pengubahan seperlunya oleh Giddens. Mungkin karena itulah film ini terasa begitu dekat dengan penonton. Siapa sih di antara kita yang tak pernah mengalami cinta pertama masa kecil atau sama-sama mengejar bunga kelas? Masa-masa ketika mereka semua masih bersekolah di SMU memang merupakan poin-poin terkuat bagi film ini. Sayangnya setelah lulus dari SMU dan memasuki paruh keduanya, film ini menjadi kedodoran dan kehilangan fokus.








Download:
Posted  by 

Sabtu, 15 Desember 2012

Tada, kimi wo aishiteru (Heavenly Forest) 2006




116 min  -  Drama | Romance  -   16 March 2007
7.2
Your rating:
  -/10 
Ratings: 7.2/10 from 1,193 users
Reviews: 7 user | 5 critic

Director: 

 Takehiko Shinjo

Writers: 

 Takuji Ichikawa (novel)Kenji Bando (screenplay)

"it was the only kiss, the love I've ever known" - shizuru satonaka

heavenly forest atau juga dikenal dengan judul asli jepang sebagai 'tada, kimi wo aishiteru' adalah film dari genre 'pure love' yang dibintangi duet hiroshi tamaki (pemeran chiaki sempai dari dorama nodame cantabile) dan aoi miyazaki (pemeran hachi dari film nana) dengan racikan chemistry keduanya yang membawa kesan tersendiri. terutama peran dari aoi miyazaki yang terbilang apik di sini.

seperti cerita-cerita bertema cinta sejati, kisah dalam 'tada, kimi wo aishiteru' dibangun terutama melalui interaksi dua karakter utamanya makoto segawa (hiroshi tamaki) dan shizuru satonaka (aoi miyazaki) yang sama-sama memiliki karakter unik dan masuk kategori 'outcast' (orang-orang yang memilih untuk hidup menyendiri). Film ini mengambil ilham dari sebuah novel karya Ichikawa Takuji. Novel tersebut berjudul Renai Shashin – Mouhitotsu no Monogatari (Romance Picture – The Other Story). Ichikawa sendiri terinspirasi oleh film yang berjudul Renai Shashin (2003).  

Film ini beralur flashback. Jika dirangkai sejak awal, cerita bermula dari pertemuan Makoto Segawa (Tamaki Hiroshi) dengan Satonaka Shizuru (Miyazaki Aoi). Keduanya adalah mahasiswa sebuah universitas.  

Makoto punya hobi jepret-jepret kamera. Makoto adalah seorang pemuda pemalu.  Namun sebenarnya memendam bakat besar. Sedangkan Shizuru adalah gadis yang mengidap penyakit langka. Hormon pertumbuhannya tak normal, sehingga dia terlihat masih seperti anak-anak. Setelan yang dia pakai itu-itu juga: celana congklang di atas mata kaki, kaus kodok, serta kaus dalaman lengan panjang, ditambah kacamata besar. Miyazaki begitu tepat melakoni peran ini. Wajahnya manis, imut, lucu, dan kebocah-bocahan, serta berpotongan rambut bob seleher dengan poni di depan.  


Hubungan pertemanan mereka makin berlanjut dekat. Makoto selalu mengajak Shizuru masuk sebuah hutan. Sebenarnya hutan tersebut terlarang untuk dimasuki. Namun mereka nekat saja.  Maklum, Makoto tak pernah bisa menuntaskan hasrat fotografinya.

Wajar saja, lantaran isi rimba tersebut indah nian. Tak puas-puasnya Makoto menembak lebatnya hijau pepohonan (plenty of green), luasnya danau nan tenang, air kali yang bergericik mengalir tertimpal batu dasar sungai yang dangkal, serta burung-burung yang gampang-gampang susah dipotret. 

Rupanya Shizuru menaruh hati kepada Makoto. Dia pun minta diajari fotografi. Karya-karya Shizuru pun tak kalah cantiknya. Di mata orang lain, Shizuru nampak aneh. Kekanak-kanakan dan ganjil (weirdo). Hanya Makoto yang rela menemaninya setiap hari.  

Hubungan keduanya mulai merenggang dengan masuknya tokoh Fujiyama Miyuki (Kuroki Meisa). Miyuki adalah gadis yang cantik, menarik, begitu mature, lembut, pendek kata sempurna di mata kaum Adam. Miyuki kuliah satu kampus dengan mereka. Makoto naksir Miyuki –meskipun mereka tak pernah jadian. Karena Miyuki tahu, sebenarnya Makoto hanya tepat bagi Shizuru.  

Shizuru pun sadar, kalau dirinya penuh kekurangan. Fisiknya bagai anak kecil, tiada lekuk yang menarik. Namun dia selalu berujar, satu saat dia bakal berubah menjadi perempuan dewasa. Menjadi sosok yang cantik menarik dan tak terlupakan oleh seseorang yang mencintainya. Sebenarnya perkataan itu dia tujukan kepada Makoto. Hanya, Makoto menanggapinya sambil lalu.  

Satu hari, Shizuru meminta kado ulang tahun. Dia minta dicium Makoto. Dengan alasan, untuk diabadikan sebagai foto, untuk sebuah kompetisi. Makoto pun menyanggupinya. Makoto tak sadar, itulah hari terakhir dia bertatap muka dengan Shizuru. 

Setelah dua tahun berpisah, Makoto menerima surat dari New York. Rupanya dari Shizuru. Dia sudah bekerja sebagai fotografer di sebuah agensi. Shizuru mengundang Makoto menyaksikan pamerannya. Sebulan kemudian, Makoto menyambangi Shizuru di New York. Namun, yang dia temui adalah Miyuki. Rupanya Miyuki dan Shizuru tinggal seapartemen. Setelah lulus kuliah, Miyuki bekerja di New York. Bertemulah dia dengan Shizuru. 

Shizuru yang dinanti Makoto tak kunjung tiba jua. Rupanya dia pulang ke Jepang, dirawat ayahnya lantaran penyakitnya semakin akut. Lantas, meninggallah dia, dan abu jenazahnya telah dikremasi di kampung halaman.  Makoto hanya bisa menangis di depan gambar-gambar karya Shizuru. Sebagian besar, adalah foto diri Makoto sendiri. Serta, gambar Shizuru yang telah tumbuh dewasa, cantik, menarik, dengan potongan rambut panjang. Di ujung ruang pameran, Makoto tak jemu-jemunya memandang foto mereka berciuman di tepi danau di tengah hutan, tempat mereka berjumpa untuk terakhir kalinya

dengan tema 'pure love' yang tampaknya marak, terutama dalam film-film dari korea dan jepang (1 litre of tears, ..ing, crying out loud on the center of the world, christmas in august), heavenly forest tampil mengesankan terutama karena permainan hiroshi tamaki dan aoi miyazaki. penampilan aoi miyazaki terutama dengan ekspresinya yang imut dan kekanak-kanakan membuat sulit rasanya berpaling dari layar dan kerap memberikan senyum tersendiri. dan penampilan ini memberikan kontras yang amat sangat saat kita melihat kehidupannya kemudian setelah meninggalkan makoto dan tinggal di new york. 

karakter makoto pun terlihat berkembang selama jangka dua tahun dari momen perpisahannya dengan shizuru saat ia berada di new york. penampilan dan tingkah lakunya yang terlihat begitu dewasa pun kontras dengan karakter serba canggung sebelumnya. peran miyuki pun memberikan dimensi lain, dengan memberikan kedalaman karakter dari tipikal 'putri kampus' yang lebih terasa membumi.

tapi daya tarik utama heavenly forest ini terutama adalah plot cerita dan bagaimana plot tadi dihadirkan di atas layar. cerita yang dibangun secara lancar mengalir apik dengan permainan flash back dan fast forward. mulai dari harapan yang terpancar dari makoto yang akan bertemu dengan shizuru setelah dua tahun terpisah (dan tampaknya makoto pun bermaksud menyatakan perasaannya pada shizuru) yang diperkuat dengan cerita dari awal pertemuan mereka, hubungan yang kemudian terjalin, momen penting saat makoto menyadari rasa sukanya pada shizuru dan kandas karena keputusan shizuru untuk menghilang dari kehidupan makoto hingga kejutan dua tahun kemudian yang mengantarkan makoto pada kesempatan berjumpa lagi dengan shizuru.

momen pertemuan antara makoto dengan shizuru pun terbangun apik, dengan secara sengaja 'menyembunyikan' sosok shizuru yang terlihat seakan-akan bersemangat menemui makoto. permainan kamera dan sudut pandang juga berperan menghantarkan kita pada momen menunggu dan menduga, sebelum kemudian 'tertipu' dengan kejutan yang muncul kemudian.

dan hal yang juga saya suka dari heavenly forest ini adalah permainan dengan detil. seperti halnya film my sassy girl, heavenly forest sebenarnya memberikan banyak sekali petunjuk yang jika diperhatikan akan membuat ending film ini bisa ditebak sebelumnya. permainan dialog antara shizuru dan makoto banyak memberikan kunci-kunci penting (yang dibongkar melalui beberapa flashback singkat di klimaks film).

yang juga baru saya sadari belakangan adalah ada beberapa 'tema besar' yang tampaknya menjadi plot utama dan itu dinyatakan secara jelas dalam film ini. pertama adalah komentar makoto yang mengatakan bahwa shizuru banyak sekali mengatakan hal-hal bohong, dan yang disuguhkan cerita ini pun memberikan 'kebohongan' yang fatal bagi kita. kedua, adalah komentar shizuru yang mengatakan bahwa makoto kerap memberikan surga padanya, sebelum menjatuhkannya ke neraka terdalam. dua-duanya teraplikasikan secara apik dalam film ini, terutama saat kita dibohongi akan pertemuan makoto dan shizuru di new york, atau saat shizuru yang tiba-tiba menghilang setelah memberikan harapan perubahan hati makoto padanya.

satu hal lagi adalah tentang foto-foto yang diambil shizuru, terutama foto-foto candid-nya dengan objek keseharian makoto. foto-foto tersebut benar-benar terlihat jujur mengabadikan sosok makoto apa adanya. sosok yang segera memberikan cinta pada shizuru di awal pertemuan mereka.
(izanagii)
copas saja link

http://xover2.jkt.3d.x.indowebster.com/download-vip/89/p16uuipc511li799n14ql11k1ke3.rar/%5Bwww.indowebster.com%5D-Heavenly_Forest.2006.dvdrip.rar